Sabtu, 25 Juni 2016

Maleman di Bulan Ramadhan


TUBAN dikenal sebagai Kota Religius / BUMI WALISONGO dengan latar belakang Islam yang kental. Di kota ini terlahir salah satu walisongo ke 9, yang bernama Sunan Kalijaga, putra dari Adipati Tuban, Ki Tumenggung Wilatikta dan makam Sunan Bonang berada. Keduanya meninggalkan budaya yang hingga kini masih dipegang sebagian besar masyarakatnya.
     Misalnya, maleman merupakan istilah untuk kegiatan masyarakat menyambut malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.
Biasanya kegiatan itu dilakukan pada malam selikuran (malam ke-21 dan seterusnya) di bulan Ramadan. "Maleman memang terikat dengan malam seribu bulan yang penuh berkah.

10 hari terakhir bulan Ramadhan menyimpan keutamaan dan keistimewaan dibanding 20 hari sebelumnya yang tak tertandingi hikmah dan pahalanya. Rasulullah SAW mengajak ummatnya untuk memperbanyak amalan ibadah dan bahkan meninggalkan duniawi, rumah, isteri, anak, pekerjaan sejenak dilupakan dan digantikan ritual sepenuhnya taqorrub (mendekatkan diri) pada Allah SWT dengan ber’iktikaf (tinggal dan berdiam diri) di masjid sambil memaksimalkan pekerjaan amalan seperti dzikir dan tadarus (mengaji) termasuk sholat sunnah.
     Jadi pada malam-malam menjelang akhir Ramadan, masyarakat melakukan sedekah dengan berbagi makanan satu sama lain, bisa dilakukan dari rumah ke rumah atau bersama -sama dilakukan di musholla atau tempat lain kemudian dibacakan do'a oleh seorang ulama atau pemuka agama.
Tradisi maleman memang berupa kegiatan saling kirim makanan. Makanan yang dikirim biasanya berupa nasi lengkap dengan lauk pauk.
Nilai yang terkandung dalam tradisi ini, selain pengungkapan wujud syukur atas nikmat rizqi yang telah dikaruniakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, juga mengingatkan kita akan datangnya malam seribu bulan / malam lailatul qadar serta penting akan menjalin tali silaturahim antar warga masyarakat setempat.
Sebagai generasi muda, generasi ihsan alkamil, sepatutnya melestarikan tradisi budaya masyarakat dengan mamahami akan nilai-nilai mulia yang terkandung dalam tradisi tersebut, sehingga akan terwujud kerukunan masyarakat yang toleransi dan saling menghormati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar